Ku
awali tulisan ini dari ‘Kita’. ‘Kita’ yang di dalamnya ada aku, ada kamu. Tidak
ada ‘dan’ di dalamnya. Karena ‘Kita’ tidak satu rangkaian. Hanya dua yang
terpisah.
Kita
pernah asing. Lalu menjadi tahu. Kita juga pernah hanya sekedar menyapa. Lalu
kita mulai saling bercerita.