Aku yang belakangan semakin ‘bandel’ ternyata masih punya
sisi terkalahkan oleh situasi. Celana lapangan, kaos lengan panjang, tak pakai
kaos kaki, sendal gunung, ransel berat (tunggu yang ini memang selalu), satu
hal paling baru dan terparah menurut teman-temanku (beberapa yang tahu) gaya
‘abang-abang’. Semua itu menjadi hal yang kembali akrab. Ya, kembali akrab.
Dulu bisa lebih parah. Bahkan aku pernah dipanggil abang oleh seorang bocah
yang sekilas melihatku saat berjalan di pinggir lapangan pada petang hari.
Sabtu, 21 Februari 2015
Langganan:
Postingan (Atom)