Minggu, 07 Desember 2014

Di Tempat Yang Sama

Ini kali kedua kita ke tempat ini. Tempat yang biasanya hanya kita lewati. Bukan tempat istimewa. Hanya tempat penyembuh rasa lapar dan berbagi cerita. Seperti yang lalu, ada beberapa alasan yang sama kita ke tempat ini. Karna aku harus makan. Karena masing-masing dari kita enggan mengakhiri hari. Juga karena hal yang kita sebut ‘diusir’, setelah lupa waktu membaca buku.

Apakah ini karena tempatnya atau bukan apa-apa. Waktu itu kau juga bercerita panjang tentang lalu mu. Sebagian hidupmu yang kau bagi dengannya. Itu cerita terlengkap yang pernah kau bagi tentangnya. Ia yang memberimu jejak yang berbeda. Malam ini kau juga begitu, bercerita tentang lalumu yang membekas. Walau tentangnya bukan bagian terbesar.

Seperti juga lalu, aku  yang enggan segera mengakhiri hari masih mengalami perang dengan ego. Aku yang mendengarkan dengan sesekali hilang ditengah dialog hatiku sendiri. Hilang ditelan emosi yang menyelimuti meski masih terus mendengarkanmu. Sedikit cerita hidupku yang dulu membawaku kembali ke tempat kita berbincang. Setelah terbang entah ke kemana. Ya itu sedikit membuatku lupa akan resahku hari ini. sama seperti lalu.

Menjelang akhir hari ini, aku hanya ingin sedikit mengurangi resah. Tak ada yang istimewa. Hanya tak perlu ditanya apa ini, dan jangan pernah ditanya kenapa.

Rabu, 03 Desember 2014

Guratan Hujan #2

sebelumnya.......
 
Masih hujan di luar sana. Aku memilih untuk menikmati hujan meski hanya dengan tanganku. Sesekali ku biarkan wajahku menengadah dan mengijinkan hujan mengalir di pipi gembil ini.
Pria itu hanya duduk bersila di lantai sambil memandangiku yang berdiri di pinggiran teras. Aku lupa waktu sampai hujan benar-benar berhenti mengguyur bumi. Matahari tanpa segan langsung menunjukkan sinarnya. Hingga membentuk lengkung pelangi di arah timur.