Rabu, 21 Mei 2014

Etika Ber'Sosial Media'



Saat ini, kita dapat menemukan banyak aplikasi jejaring sosial. Jejaring sosial yang ada pun terus diperbaharui untuk memenuhi kebutuhan penggunanya. Tak jarang, satu orang dapat memiliki akun di lebih dari 3 aplikasi jejaring sosial. Umumnya, masyarakat lebih mengenal Facebook dan Twitter. Indonesia termasuk salah satu negara dengan pengguna Facebook terbanyak.
Jejaring sosial yang pada dasarnya mempermudah komunikasi antar penggunanya kini kian disalahgunakan. Banyak juga yang lupa apa tujuan penggunaannya.
Pada akun Facebook, setiap kali akan menyetujui permintaan pertemanan akan muncul pertanyaan “Apakah anda mengenal orang ini?”. Seringnya pertanyaan itu diabaikan. Bisa saja satu akun memiliki teman lebih dari 3000 orang. Namun hanya sekian ratus yang benar-benar ia kenal.
Dari banyaknya manfaat yang diberikan, sosial media juga memiliki sisi buruk yang berasal dari penggunanya. Berikut etika yang harus diperhatikan dalam jejaring sosial:
1.      Bertemanlah dengan orang yang benar-benar teman anda atau yang akan menjadi teman anda di dunia nyata
Sebagai makhluk sosial, tak ayal jika kita memiliki teman di kota yang berbeda dengan kita. Banyak sebab yang menimbulkan hal tersebut. Jejaring sosial  tentunya dapat mempermudah komunikasi kita dengan orang yang beraa di luar daerah kita. Banyak teman di akun jejaring sosial tanpa ada komunikasi tentunya tidak berguna. Kecuali jika postingan dari orang tersebut memberikan manfaat yang baik bagi kita. Seperti akun motivator dan lainnya.
2.      Posting hal yang sewajarnya
Memposting semua aktifitas kita setiap saat tentunya akan mengganggu pengguna akun lain. Apa pentingnya bagi mereka mengetahui anda sedang merasa kepanasan atau kedinginan. Terutama jika postingan anda selalu berisi keluhan akan banyak hal. Mereka tidak perlu tahu terlalu banyak hal tidak berguna. Cukup posting hal-hal positif. Perlu diingat bahwa apa yang anda posting mencerminkan diri anda.
3.      Situs jejaring sosial kerap digunakan sebagai media promosi penjualan barang. Beberapa diantaranya merupakan penipuan. Tidak adanya kontrol bisnis melalui madi jejaring sosial mengakibatkan bertambahnya pelaku dan korban penipuan berkedok penjuala barang online.
4.      Kecepatan penyebaran informasi menjadi salah satu keunggulan jejaring sosial. namun banyak yang membuatnya menjadi media yang paling dapat dipercayai. Nyatanya, tidak adanya pengontrol informasi yang beredar di internet menjadikan berita yang disebar perlu dipertanyakan keabsahannya.
5.      Jangan memposting hal yang mengundang kemarahan orang banyak. Indonesia dengan multikurtur yang ada menjadikan isu SARA merupakan hal sensitif untuk dibahas. Sedikit hal yang menyinggung kelompok tertentu akan mengakibatkan perang komentar di jejaring sosial.
6.      Informasi pribadi dapat menjadi keuntungan dan kerugian. Informasi pribadi tentu akan mempermudah teman lama untuk menemukan kita. Namun, ditangan orang yang berniat jahat, informasi ini akan sangat membahayakan. Maka berikanlah informasi pribadi secukupnya. Jangan terlalu banyak jika ingin tetap merasa aman.
7.      Pembatasan jumlah karakter postingan di Twitter merupakan bentuk dari pembatasan agar kita tidak terlalu banyak ‘bicara’. Walau beberapa orang menganggapnya pembatasan kebebasan.
8.      Kebebasan dalam memposting dan pengutarakan pendapat melalui jejaring sosial seringnya diartikan bebas tanpa batas. Perlunya pengawas jejaring sosial sangat diperlukan. Namun, bentuk pengawasan apa yang perlu dilakukan memerlukan pembahasan yang sangat panjang.

0 komentar:

Posting Komentar