Senin, 20 Oktober 2014

Surat Untuk Hati


Kepada hati yang mulai mati
‘ada yang tak sempat tergambarkan’
Lantunan dawai mengiringi jemari menuang rasa
Mengapa berhenti?
Kata apa yang kau cari?
Terlalu mati kah hati untuk jujur?
Terlalu bisu kah diri untuk mengungkap?


Ini hati atau batu
Terlalu dingin dan keras
Masih kah indah mengalir di dalamnya?
Atau hanya ada sunyi dan gelap nan pekat?

Dawai masih mengalunkan bunyi
Ia menantimu menarikan jemari
Mengungkap kata yang tak kau ucap
Sudah kah hati mati?
Kenangan kah yang membunuhnya?
Atau justru kau sendiri yang membunuhnya?

Sudahkah hati ini mati?
Lantas apa yang kau perbuat?
Menanti indah menghidupkannya?
Ada kah pintu kau buka untuk indah itu?
662014

0 komentar:

Posting Komentar