Selasa, 28 Januari 2014

Untuk Yang Semakin Dewasa



Hai...
Tanggal berapa sekarang? Bukankah ini hari pentingmu? Aku tak tahu apakah kau masih merayakannya seperti tahun-tahun sebelumnya. 
Dan keinginan untuk tidak mengucapkan selamat ulang tahun 'lagi' itu kalah.
Mungkin kau orang pertama yang pernah kuberitahu hal ini. Hal yang buat ku berhenti merayakannya. Hal yang buatku ingin berhenti mengucapkannya. Aku lupa kapan itu. Tapi yang pasti kau orang pertama yang tahu tentang ini.
Apa aku pernah bercerita tentang orang-orang baik yang kecewa karena ingin merayakan hari kelahiranku? Mungkin aku lupa menceritakannya atau memang sudah...aaah sungguh aku lupa. Baiknya memang tidak kita ceritakan lagi.
Aku lupa menyimpan pesan singkatmu tahun lalu, di tanggal penanda ketuaanku. Tapi sungguh, kalimatmu masih membekas. Bukti kedewasaanmu yang kesekian.
***
Tiga setengah tahun yang lalu, itu awal perkenalan kita. Maaf membuatmu menangis saat itu. Itu karena memang ku harus. Apa aku terlalu kejam? Beberapa temanmu mengatakan aku galak. hahaha Sungguh aku lupa apa yang kuperbuat. Mungkin juga lupa bagaimana caranya menjadi galak lagi. Bukannya berubah, hanya saja tidak ada keadaan yang menuntut seperti itu lagi.
'Pudan' itu panggilan kami untukmu. Artinya bungsu. Walau sebetulnya kamu bukan anak bungsu. Atau sebetulnya itu lebih tepat untukku? hahaha tidak. Cukup kalian memanggil ku dengan sebutan yang kita tahu bersama <tak perlu ku sebutkan>.
Saat itu kesan manja masih melekat erat denganmu dan tak lupa juga coklat. Ya, coklat. Itu seakan makanan pokokmu. Kalau saja aku iseng membongkar tasmu setiap hari, mungkin aku akan selalu menemukan batang coklat di dalamnya.
 Haruskah ku mengungkit tentang nasi goreng? Berapa orang yang telah kau tanyai bagaimana cara memasaknya? Sedikit sebal sebenarnya kalau terus ditanya bagaimana cara memasaknya. Karena itu langsung memasakkannya untukmu. Ku masih ingat batang coklat yang ada di dalam tempat makan saat kau mengembalikannya. Terima kasih sudah berbagi hal yang suliat kau bagi. Hahaha
Terkadang rindu juga momen memasak nasi goreng untukmu. Beberapa kali kau katakan ingin merasakan lagi masakanku. Jangan berharap rasanya akan lebih enak dari yang lalu. Sebetulnya sudah jarang juga ku memasak nasi goreng bahkan untuk diriku sendiri.
Maaf aku masih belum bisa menjadi kakak yang baik. Mungkin tak sesuai dengan harapanmu saat memintaku bersedia kau anggap kakak. Bukan sekedar senior. Aku masih berusaha untuk bisa menjadi kakak yang baik untukmu. Semoga tak mengecewakan.
Terkadang rasa takut kau cemburu muncul. Saat beberapa orang yang memiliki sifat sama denganmu datang mendekati. Pada umumnya seumuran denganmu. Tak jarang juga rasa bersalah itu hinggap, ketika ku lebih banyak memperhatikan mereka.
Tujuh belas tahun merupakan usia yang cukup dini untuk hidup sendiri jauh dari keluarga. Tak main jauhnya. Hampir memakan waktu 18 jam perjalanan dengan pesawat terbang. Terlebih lagi lingkungan yang jauh berbeda dari tempat asalmu. Tapi ku senang tak mendengar banyak keluhan darimu. Kau cukup tangguh untuk dapat beradaptasi.
Kini angka 18 menjadi peringatan hidupmu. Apa yang telah kau perbuat selama 18 tahun ini? Ku berharap akan ada jawaban yang luar biasa di tahun depan.

0 komentar:

Posting Komentar