Kamis, 05 Desember 2013

Tirai Pedalaman

Hari yang sama awalnya. Jalani rutinitas seperti biasa. Membosankan.
Tengah hari kuseret diri  jalani hari demi mimpi orang tua untuk kebanggaan mereka. Tak sampai satu jam, terbebaslah diri dari hal yang yang memaksa diri menurut.
Satu janji harus ditepati, menjadi awal beda hari ini. RS Malahayati nama tempat itu. Tempat dimana nenek dari salah satu sahabat dirawat. Tidak ada yang istimewa dari kunjungan kami sore itu.
Bahkan buah tangan yang kami bawapun bukan kami yang membelinya. Sebut saja H, ia yang membelinya. Mungkin ia ingin keluarganya menangkap kesan baik dari kedatangan kami. Hanya senyum yang muncul tiap kali mengingatnya.
Pukul 5.30 sore. Saatnya kami beranjak dari tempat itu. Perut kami meronta minta diisi. Jadilah sebuah rumah makan cepat saji tujuan selanjutnya.
‘Sesi junk food kedua,’ kata S, seorang wanita dewasa yang terjebak dengan lingkaran labil kami.
Setelah pesanan kami habis, kebiasaan lamapun muncul melihat sisa saus yang kami ambil di dalam sebuah piring. S pergi untuk mencuci tangannya. Kesempatan bagus pikirku. S orang yang straight, segalanya harus alami menurutnya. Terlebih lagi perihal makanan. Madu hanya dikonsumsi dengan madu, tidak dicampur dengan hal lain. Begitu menurutnya.
Dua bungkus merica bubuk dicampur dengan saus sisa tadi. Memakannya, itu masih biasa. Mencampurkannya dengan minuman mocca yang ku pesan? Mungkin itu aneh. Tapi menyenangkan buatku. Rasanya beda, tapi tidak aneh. Keunikan rasanya masih bisa ditolerir. Itu menurutku. S mengetahui tingkahku tadi dari cerita H yang langsung menyerbunya saat ia tiba.
Jelas mukanya berubah aneh. Ia membencinya walau tidak melihatnya. Hal itu teramat aneh untuknya. Hanya aku yang mengganggap itu biasa.
Satu titik baru kami dapati. Entah berapa lama waktu yang telah kami habiskan bersama. Satu  hal yang pasti. Pemahaman itu semakin meningkat. Tirai yang selama ini menjadi pembatas, kini mulai tersingkap perlahan. Tidak sepenuhnya. Namun cukup untuk mengetahui pedalaman masing-masing sedikit lebih dalam lagi.

0 komentar:

Posting Komentar